Perkara ini banyak diabaikan dalam shalat

May 21 • Ibadah • 1741 Views • No Comments on Perkara ini banyak diabaikan dalam shalat

Dibulan ramadhan ini kita menyaksikan semangat beribadah kaum muslimin dibandingkan hari-hari yang biasanya. Masjid-masjid dipenuhi oleh Jamaah, alhasil jamaah tumpah ruah. Namun sebagian kita masih belum mengetahui atau mungkin mengabaikan hal-hal yang penting dalam shalat. Perkara apa saja yang terkadang diabaikan oleh kita?? berikut :

 

  1. Tidak meluruskan Shaf (barisan)

Meluruskan shaf saat pelaksanaan shalat berjamaah merupakan salah satu dari kesempurnaan shalat fardhu kita. perintah meluruskan shaf disebutkan

Perintah untuk meluruskan shaf juga disebutkan dalam hadits Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ

 

“Luruskanlah shaf karena lurusnya shaf merupakan bagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim ).

 

Dalam riwayat Bukhari disebutkan :

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ

“Luruskanlah shaf karena lurusnya shaf merupakan bagian dari ditegakkannya shalat.”

 

  1. Kurang Merapatkan Shaf

Suatu ketika Rasulullah akan memimpin shalat berjamaah kemudian beliau memerintahkan sahabat untuk meluruskan shaf sebagaimana dalam hadits  Anas bin Malik radhiyallahuanhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah dengan memerintahkan,

رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالأَعْنَاقِ فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنِّى لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ

“Rapatkan shaf kalian, rapatkan barisan kalian, luruskan pundak dengan pundak. Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Sungguh aku melihat setan masuk di sela-sela shaf, seperti anak kambing.” (HR. Abu Daud 667, Ibn Hibban 2166, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

 

  1. Meninggalkan Tuma’ninah dalam shalat

Tuma’ninah dalam shalat ialah bersikap tenang, diam dan tidak bergerak untuk semenatara waktu. Misalnya ia ruku’ maka ia berhenti sejenak dirukuknya dan menyempurnakan bacaannya. Orang yang tuma’ninah dalam shalat bersikap tenang, bacaannya tenang, gerakannya tenang.

Shalat merupakan ibadah yang membutuhkan ketenangan dan terburu-buru dalam shalat dapat menguruangi pahala shalat itu sendiri.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda,

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا.

Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad  dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’)

Sujud dan rukuk seperti ayam mematuk bukanlah bentuk tuma’ninah.

Baca Juga :  Shalat Dhuha

Oleh : Tim Redaksi

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

« »