Ikhlash dalam beramal

Akhlak Salaf dalam Menjaga Keikhlasan Beramal

Nov 14 • Muamalah, Uncategorized • 2937 Views • No Comments on Akhlak Salaf dalam Menjaga Keikhlasan Beramal

Oleh : Ustadz Askaryaman, S.Pd., M.Pd

(Praktisi Anak dan Remaja)

Salah satu syarat diterimanya amal seorang hamba adalah ikhlas dalam beramal. Ikhlas adalah memurnikan ketaatan semata-mata karena Allah dari hal-hal yang mengotorinya. Berarti membersihkan amal dari keinginan untuk mendapat pangkat, kedudukan, harta, wanita atau diperhatikan oleh manusia. Suatu aktifitas dilakukan tanpa pamrih duniawi, Itulah keikhlasan semata-mata karena Allah.

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus…” (QS. 98 : 5)

Abu Umamah Rhadiallahu ‘Anhu  meriwayatkan bahwa ada yang bertanya kepada Rasulullah tentang orang yang berperang untuk mendapatkan pujian dan upah, apakah ia mendapat pahala ? Rasulullahpun menjawab bahwa ia tidak mendapatkan apa-apa.

“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal, kecuali jika dikerjakan murni karena-Nya dan mengharap wajah-Nya” (HR. Abu Dawud dan Nasai)

Oleh karena itu, Allah tidak akan menerima amalan orang-orang syirik. Mereka yang mempersekutukan Allah dalam ibadah. Bukan hanya amalannya yang tidak diterima, bahkan syurgapun diharamkan baginya.

مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” (QS.5 : 72)

Demikian pula orang-orang yang riya’ dalam beramal. Yaitu seseorang yang semangat beramal karena dilihat oleh Orang lain. Namun, jika tidak ada yang melihatnya maka ia pun menghentikan amalannya. Perkara lainnya adalah sum’ah, yaitu seseorang yang selalu ingin memperdengarkan amalannya. Kesemuanya tidak akan diterima amalannya, karena tidak ikhlas.

Fudhail bin Iyad berkata :”meninggalkan suatu amal karena orang lain adalah riya’, sedang beramal karena orang lain adalah syirik. Adapun ikhlas jika Allah melepaskan dari keduanya”.

Menjaga Keikhlasan dalam Beramal:

Berikut adalah  kisah para ulama salaf, dalam menjaga keikhlasan  dalam beramal :

“Dari Amru bin Tsabit diriwayatkan bahwa ia berkata, tatkala Ali bin Husein meninggal dunia dan orang-orang memandikan jenazahnya, tiba-tiba mereka melihat bekas-bekas menghitam dipunggungnya. Mereka lantas bertanya, apa ini ? sebagian mereka menjawab bahwa beliau biasa memanggul karung gandum diwaktu malam untuk dibagikan kepada orang-orang fakir di Madinah. Sepeninggal beliau, maka tidak ada lagi yang membawakan sedekah misterius kepada orang fakir madinah

Dari Muhammad bin Isa diriwayatkan bahwa ia berkata:

“Abdullah bin Mubarak adalah seorang yang sering pulang  dan pergi ke Tharasus. Beliau biasanya singgah dan beristirahat disebuah penginapan. Ada seorang pemuda yang selalu melayani beliau. Suatu hari beliau tdk mendapati pemuda tersebut. Beliaupun menanyakan perihal pemuda itu. Orang-orang memberitahukan bahwa pemuda itu ditahan karena terlilit hutang. Maka Abdullah bin Mubarak bertanya, berapa jumlah hutangnya. Mereka menjawab sepuluh ribu dirham. Beliau segera menyelidikinya, sampai beliau mendapatkan pemilik hutang tersebut. Beliau memanggil orang tersebut pada malam harinya dan langsung menghitung dan membayarkan hutang pemuda tadi. Namun beliau meminta lelaki itu untuk tidak memberitahukan kejadian itu kepada siapapun selama beliau masih hidup.

Beliau berkata:  apabila pagi hari telah tiba, segera keluarkan pemuda tersebut dari tahanan. Sewaktu pemuda ini dibebaskan, ia kembali kepenginapan, tapi sudah tidak ditemukan Abdullah ibn Mubarak. Iapun mencari jejak beliau dan akhirnya bertemu.

Beliau pun bertanya “kemana saja kamu? pemuda ini menjawab, saya ditahan karena hutang. Beliau bertanya: lantas bagaimana kamu bisa dibebaskan? (Jawabnya) Ada seseorang yang membayarkan hutangku sampai aku dibebaskan, aku tidak tahu siapa orang yang telah melunasi hutangku itu. Maka beliau berkata “wahai pemuda bersyukurlah kepada Allah yang telah memberi taufik kepadamu sehingga lepas dari hutang. Lelaki pemilik hutang itu tidak pernah memberitahukan kepada siapapun sehingga Abdullah bin Mubarak wafat.

Abdullah bin Mubarak berkata : Hamdan bin Ahmad pernah ditanya :“Mengapa ucapan ulama salaf lebih berguna dari ucapan kita ?”, beliau pun menjawab “karena mereka bicara untuk kemuliyaan islam, keselamatan jiwa dan menggapai Ridha Allah, sedangkan kita berbicara untuk kemuliyaan diri, mencari dunia dan Ridha manusia”

Itulah secuil keikhlasan ulama salaf dalam menjaga keikhlasan amalan mereka. Semoga kita dapat mencontoh dan mengikuti jejak-jejak mereka dalam beramal.

Semoga bermanfaat.

Baca Juga >>

Perkara yang Termasuk Dosa Besar

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

« »