Mengobati Hati (Atsar Ulama)

Jun 16 • Ibadah, Tarbiyah • 663 Views • No Comments on Mengobati Hati (Atsar Ulama)

Disampaikan Oleh:
Ustadz Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc., M.A.

Disyarah dari Kitab fiqhu An Nafs Prof. Dr. Yahya Al Yahya
Bab: 2. Al Qolbu (Hati)

Berikut Jejak & perkataan ulama terdahulu mengenai hati & Faidahnya.

1. Mujahid bin Jabar
Hati itu ibarat telapak tangan (beliau mencontohkan dengan telapak tangannya), apabila seseorang melakukan satu dosa, maka satu jarinya terlipat, lalu dosa kedua, ketiga, keempat sampai seluruh dosanya yang kelima (dan seterusnya) menjadikan ibu jarinya mengikat jari-jari yang terlipat. Kemudian hatinya pun tertutup.

Faidah (pelajaran yang dapat diambil): Hal Itulah yang disebut raan dalam hati.

2. Makhul Ad Dimasyqi
Orang yang paling lembut hatinya adalah orang yang paling sedikit dosanya.


Faidah : Korelasi antara dosa dan kebersihan hati itu sangat kuat.

3. Ja’far bin Sulaiman
Dulu apabila aku merasa hatiku sedang sakit aku segera bertemu dengan guruku Muhammad bin wasi’ maka hal ini menjadi seperti obat.

4. Imam Malik bin Anas
Apabila aku merasa hatiku sakit aku segera bertemu Muhammad bin Al Mungkadir, aku cukup memandang pada wajahnya maka aku merasakan manfaatnya selama beberapa hari.

Faidah:

  • Dua atsar diatas merupakan diantara kebiasaan orang-orang shaleh terdahulu yaitu menghadiri majelis ilmu bukan hanya untuk mendapatkan ilmu saja tapi juga untuk melembutkan hati.
  • Suhbatul ustadz (dekat dengan ustadz) adalah sarana untuk melembutkan hati.
  • Imam Malik bin Anas dan gurunya Imam Muhammad Al Mungkadir adalah selevel
  • Kisah Hanzhalah dan Abu bakar Radhiyallahu ‘anhuma:
    Dari Hanzholah Al Usayyidiy -beliau adalah diantara juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata, “Abu Bakr pernah menemuiku, lalu ia berkata padaku, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?” Aku menjawab, “Hanzhalah kini telah jadi munafik.” Abu Bakr berkata, “Subhanallah, apa yang engkau katakan?” Aku menjawab, “Kami jika berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami teringat neraka dan surga sampai-sampai kami seperti melihatnya di hadapan kami. Namun ketika kami keluar dari majelis Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami bergaul dengan istri dan anak-anak kami, sibuk dengan berbagai urusan, kami pun jadi banyak lupa.” Abu Bakr pun menjawab, “Kami pun begitu.”

Kemudian aku dan Abu Bakr pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, jika kami berada disisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan dengan istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidurmu dan di jalan. Namun Hanzhalah, lakukanlah saa’atan fa saa’atan (sesaat demi sesaat).” Beliau mengulanginya sampai tiga kali. (HR. Muslim no. 2750)

5. Maimun bin mahran berkunjung dan berjumpa imam Hasan Al Basri dan berkata wahai abu Sa’id aku merasakan hatiku lagi sakit maka mohon lembutkanlah kembali hatiku ini.
Faidah

  • Lembutkanlah hatiku ini maksudnya adalah dengan nasehat.
  • Saling berkunjung memiliki keutamaan besar dalam Islam, berdasarkan dalil dalil tentang itu.
  • Kerusakan dan kematian hati itu lebih cepat daripada kerusakan / bahaya dari penyakit fisik.
  • Majelis² ilmu dan liqa² tarbawi merupakan sarana dan ajang silaturahmi antar sesama saudara kaum muslimin

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

« »