tasyabbuh

Jaga Iman dengan tidak Tasyabbuh

Nov 3 • Muamalah • 2366 Views • 1 Comment on Jaga Iman dengan tidak Tasyabbuh

Oleh : Ustadz Mukran Usman, Lc., M.H.I

(Dosen STIBA Makassar)

Berada dalam jalan keimanan adalah satu bukti kejujuran kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena dari imanlah kita beribadah kepada Allah. Sebaliknya tasyabbuh adalah upaya untuk mengikuti kebiasaan orang diluar islam. Berupa pola hidup, cara berpakaian, dll dimana kebiasaan tersebut bertentangan dengan ajaran islam. Islam agama yang memuliakan kita dari kehinaan dan kerendahan serta dari kejahilan dan kebutaan kepada ilmu menuju petunjuk.

Dengan keimanan, maka dihati kita hanya ada satu Ilah yang kita sembah dan kita ibadahi. Tiada sembahan selain-Nya, tiada satupun yang menyerupai-Nya dalam sifat serta perbuatannya. Allah Azza wa Jalla berfirman Yang artinya :

   قُلْ هُوَاللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ ,لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ, وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ ﴿الإخلاص

“ Katakanlah, ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia” . (QS. Al-Ikhlas : 1-4).

Maka konsekuensi dari pengakuan tersebut adalah bahwa tiada ketaatan  dalam bentuk apapun untuk berbuat maksiat kepada-Nya. Termasuk didalamnya ikut-ikutan kepada perbuatan orang-orang kafir yang mengajak untuk bermaksiat kepada-Nya.

Dan Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada kita untuk berada dalam ubudiyah semata-mata kepada-Nya sebagaimana firman-Nya :

قُلْ يٰٓأَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَآءٍۭ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ  فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُولُوا۟ اشْهَدُوا۟ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ  ﴿آل عمران:٦٤﴾

“ Katakanlah,’Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tiada kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. (QS. Ali’Imran : 64).

Maka, konsekuensi keimanan adalah agar kita tidak mencari tuhan selain Allah. Dan Supaya kita tidak mengekor pada cara hidup dan keyakinan agama Lain. Tentunya untuk terhindar dari jebakan mereka yang menginginkan agar kita merubah aqidah dan keyakinan. Saudaraku, senantiasalah memakai pakaian keislaman, pakaian keimanan, dan jauhilah semua pakaian kejahilan dan kekafiran.

Dengan keimanan, kita tidak akan pernah memilih petunjuk selain petunjuk yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Yaitu petunjuk yang membawa manusia kepada jalan kebenaran. Jalan kebahagiaan serta jalan kemenangan dan kejayaan. Petunjuk yang tak akan pernah jatuh dalam kehinaan. Ataukah terjebak dalam kesesatan, akan tetapi petunjuk itu akan senantiasa menggiring pemiliknya dalam amalan sholeh dan amalan kebajikan. maka, jangan pernah mencari jalan kehidupan selain islam, jangan sekali-kali meniru dan mencontoh jalan keburukan dan kesesatan. karena itu akan mengantarkan pelakunya dalam kehinaan dan kebinasaan. Dan takutlah dari Azab Allah Azza wa Jalla yang bisa turun (disebabkan) karena perbuatan mendustakan Ayat-ayat-Nya. sebagaimana yang ditimpakan kepada Umat-umat terdahulu. Allah menenggelamkan umat Nabi Nuh sebagaimana dalam firman-Nya :

 “ Dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta mata hatinya “ . (QS. Al-A’raf : 64). Serta kaum Nabi Hud Yang Allah lenyapkan dari muka bumi sebagaimana firman-Nya yang artinya :

فَأَنجَيْنٰهُ وَالَّذِينَ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايٰتِنَا  ۖ  وَمَا كَانُوا۟ مُؤْمِنِينَ  ﴿الأعراف:٧٢﴾

Dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman”. (QS. Al-A’raf : 72).

Demikian pula Allah meruntuhkan Rumah-rumah orang-orang yang mendustakan-Nya sebagaimana dalam firman-Nya

 artinya :” maka itulah Rumah-rumah mereka dalam keadaan Runtuh disebabkan kezaliman mereka”. (QS. An-Naml : 52).

Mudah-mudahan kita beriman dengan iman yang sebenarnya dan menjauhi sifat tasyabbuh (ikut-ikutan) terhadap budaya asing.

>>Baca Juga:

Islam Tak Sekedar Identitas

Related Posts

One Response to Jaga Iman dengan tidak Tasyabbuh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

« »