Marah

Marah pada Diri Sendiri

Feb 2 • Qalbu • 4183 Views • No Comments on Marah pada Diri Sendiri

Oleh : Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.

(Dosen STIBA Makassar)

Dalam perjalanan kehidupan singkat ini sadar atau tidak, Allah selalu memberikan kita kesempatan  untuk mengubah hidup menjadi pribadi yang lebih baik. Kesempatan itu terkadang  diberikan Allah dalam bentuk musibah, ujian, intimidasi dan bencana. Sebagaimana ucapan Nabi, Alhamdulillah alakulli hal. Karena itu ketika Allah memberikan ujian kepada kita perlu disadari bahwa banyak kebaikan dibalik musibah tersebut.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengalami berbagai macam penghinaan dan pelecehan. Beberapa waktu yang lalu, penghinaan terhadap Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kembali terjadi. Kita marah ketika Nabi kita Muhammad dihina, dilecehkan, direndahkan. Tapi kemarahan kita adalah kemarahan orang yang berperadaban, orang yang cerdas menjadikan hal tersebut sebagai momentum agar dirinya menjadi lebih baik. Pertanyaan nya apakah ungkapan kemarahan tersebut telah menjadikan kita benar-benar menjadi pengikut Nabi yang setia atau belum, dan menunjukkan cinta kepada nabi atau tidak.

Dalam Al-Qur’an  Allah berfirman:

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31).

Berkata ulama bahwa tafsir ayat ini menjadi hakim bagi yang mengaku cinta kepada Muhammad tetapi tidak mengikuti sunnahnya serta tidak mengikuti jalannya. Tujukanlah ayat ini pada diri kita, bukan hanya pada orang lain, buktikanlah dengan mengikuti sunnahnya. Demikian pula ketika erjadi penghinaan terhadap Al-Qur’an, Seharusnya momen ini menjadi momen untuk menjadikan diri kita muslim yang lebih baik,  membuat kita marah pada dir sendiri. Pernahkah kita marah pada diri sendiri yang telah melewatkan hari-hari, bulan, tahun tanpa membaca hadits dan pesan Allah melalui Al-Quran yang diberikan kepada Nabi.

Betapa ironis kita yang mengaku cinta dengan Allah dan Nabi dengan mudah melewatkan hari dengan membaca koran atau menonton televisi tapi tidak betah membaca hadist. Buktikanlah kemarahan itu dengan berjanji pada diri kita sendiri dengan membaca firman Allah, sabda Nabi, biografi beliau.

Musuh-musuh kita tidak akan pernah mengalahkan kita meskipun mereka menguasai dunia ini. Rasulullah pernah berpesan kepada pasukan kaum muslimin:

 “Ketahuilah kalian tidak akan pernah mengalahkan musuh kalian dengan kekuatan fisik yang kalian miliki tapi dengan kekuatan ibadah kalian. Jika ibadah kalian lemah kalian tidak akan mampu mengalahkan musuh.”

 Karena itu jadikanlah setiap momentum agar pribadi kita adalah yang mengenal detil kehidupan Rasulullah, mengenal sahabat dan kaum muslimin yang membantu perjuangan agama islam.

Terjadinya penghinaan terhadap Nabi ataupun Al-Qur’an menjadi momentum untuk memperbaiki diri kita, jika kita cinta kepada Allah, maka kita rindu untuk berjumpa dengan Allah. Dan kita juga rindu untuk berjumpa dengan Rasulullah. Orang yang melakukan kebaikan di dunia ini akan mendapat balasan surga dari Allah. Tapi tak hanya itu, ia mendapat kesempatan untuk melihat wajah Allah.

Maka perbaharuilah kerinduan kita di dunia ini dengan memperbanyak ibadah dan mengikuti sunnahnya. Agar kita dapat bertemu dengan Allah dan buktikanlah kecintaan kita pada Rasulullah.

Baca Juga >>

Pentingnya Menjaga Niat

Fokuslah Pada Kebaikan

 

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

« »