Nasehat Kematian
Oleh : Ustadz Mukran Usman, Lc., M.H.I
(Dosen STIBA Makassar)
Semua apa yang ada di muka bumi ini memiliki masa berakhir. Dan akan pergi untuk selama lamanya. Ada masa dimana setiap yang diciptakan akan kembali kepada pencipta Nya. Ada masa setiap hamba akan mempertanggung jawabkan apa yang telah dia perbuat semasa ia hidup.
Kematian … itulah nama dari akhir sebuah kehidupan, akhir dari sebuah perjalanan yang melelahkan, akhir dari perjalanan yang penuh ujian dan cobaan. Dan awal dari kehidupan yang baru, yaitu kehidupan akhirat. Itulah nasehat kematian.
Sesibuk apapun anda, setinggi apapun jabatan anda, dan sebanyak apapun tanggung jawab anda, maka senantiasa mengingat nasehat kematian. Rasulullah mengingatkan kita dalam satu sabda beliau yang artinya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi)
Kematian seharusnya menjadi jam pengingat bagi kita, menjadi petunjuk dan pengarah bagi manusia yang terkadang lalai dan lupa. Sungguh, kematian ibarat guru kita, mengingatkan banyak hal kepada kita sebagai manusia. Di antara pelajaran dari kematian dalam hidup manusia :
Waktu begitu sangat berharga
Jangan pernah anda lalai dalam mengisi setiap waktu anda, kehidupan sangat begitu singkat , sementara kematian begitu dekat dan cepat. Allah menyebutkan dalam firman-NYA tentang dekatnya hari penghisaban.
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِى غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ ﴿الأنبياء:١
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).”(( Al Anbiya ayat 1))
Ketika kematian telah dekat, manusia baru sadar akan begitu sangat pentingnya waktu. Manusia akan berkata : “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Namun, ketetapan Allah tidak akan berubah.
Manusia bukanlah siapa- siapa
Manusia terkadang lalai dan lupa, kalau dirinya bukanlah siapa- siapa. Kaya , miskin, sehat, sakit, susah , dan senang. Kalau kematian telah datang menjemput, maka kita semua sebagai manusia, akan sama ketika kita menghadap kepada-NYA. Hanya kain kafan putih yang kita bawa. Harta benda, jabatan, popularitas yang kita punya, semua akan kita tinggalkan.
Hidup hanyalah sementara
Umur manusia tidaklah untuk selama lamanya, perjalanan hidup tidak lebih seperti seorang musafir yang berjalan lalu berteduh untuk beristrahat. Maka demikianlah hidup kita, tempat peristirahatan musafir tadi ibarat dunia, yang kita berhenti sejenak lalu kita melanjutkan perjalanan kita. Perjalanan manusia setelah kematiannya adalah perjalanan yang panjang, perjalanan yang akan di tempuh selama-lamanya.
Dunia adalah ladang beramal
Setiap manusia telah diberikan kesempatan oleh Allah untuk memanfaatkan umur hidup di dunia untuk memperbanyak perbekalan menuju alam akhirat. Semakin panjang umur kita, maka semakin besar peluang untuk mengumpulkan bekal akhirat kita. Dalam menyikapi Nasehat kematian bagi orang yang berakal, Ia akan menjadikan dunia sebagai ladang untuk beramal kebaikan.
Bersambung …
Baca Juga: