TONGKAT DI LAUTAN NIKMAT

Apr 1 • Aqidah • 933 Views • No Comments on TONGKAT DI LAUTAN NIKMAT

Oleh : Ustadz Muhammad Ihsan Zainuddin

Ini adalah kisah seorang pria. Pria yang pasti kau kenal. Pasti kau kenal. Pria dengan sebuah tongkat. Dengannya, pria itu menempuh sebuah kisah perjalanan yang jauh. Untuk menemui seorang penguasa paling terhormat di zamannya. Dan pria itu seorang pria biasa (pada mulanya).

Hingga saat ia tiba di suatu perhentiannya, pria itu disapa oleh Tuhannya:
“Benda apa yang ada di tangan kananmu itu?”

Yah, kita semua tahu bahwa itu hanya sebuah tongkat. Apalah nilai sebuah tongkat bagimu? Toh, ia hanya sebilah kayu yang mungkin dapat kau dapatkan dari manapun. Di zaman ini, bahkan gagdet terbarumu bahkan mungkin jauh lebih bernilai dari sekedar “sebilah tongkat.

Tapi lihatlah bagaimana pria bersahaja itu sungguh meresapi rasa syukur atas sebuah nikmat bernama “sebilah tongkat” itu:
هِيَ عَصَايَ
أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا
وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي
وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى
“Ini adalah tongkatku.
Aku bertumpu-bertelekan padanya.
Dan aku menggembala kambingku dengannya.
Dan ada banyak kegunaan lain untukku darinya.”

Duhai, ini “hanya” sebilah tongkat! Tapi betapa berlimpahnya kebaikan yang Tuan uraikan dari nikmat “kecil” bernama tongkat itu.

Maka kita pun belajar sekali lagi, bahwa kenikmatan sebuah nikmat itu tidak terletak pada seberapa besar dan seberapa banyak nikmat itu dalam hidupmu. Tapi itu tentang seberapa besar rasamu atas kehadiran nikmat itu. Seberapa besar rasamu atas kebaikan-kebaikan yang ada pada nikmat “kecil” itu.

Maka banyak –yah, dan sangat banyak- manusia yang tak pernah mengecup bahagia, meski hidupnya berlimpah karunia. Meski setiap hari, ia berenang dalam lautan nikmat!

Sebaliknya, ada hamba yang hidup sungguh perit dan sempit, tapi hari-harinya adalah bahagia sahaja, karena setiap nikmat terasa sungguh sebagai karunia terindah dalam hidupnya. Bahkan baginya, sebuah derita pun tetaplah sebuah karunia selama ia menjalaninya di jalan Tauhid…


Pria dengan sebilah tongkat itu adalah Nabi Musa ‘alaihissalam.
Ucapannya itu disebutkan dalam Surah Thaha, ayat ke-18.

Sedemikian itulah para Nabi menjalani kebahagiaan mereka.
Dengan merasakan setiap detik dan detil nikmat sebagai sebuah karunia.
Mereka merasakan kehadirannya hingga ke relung-relung jiwa.
Dengan begitulah mereka menjadi manusia paling bahagia…


Jadi, bagaimana denganmu, Kawan?
Hari-hari krisis ini mungkin akan panjang,
tapi bisakah kita melaluinya dengan tetap bahagia?

Mungkinkah dalam galau jiwa yang bertepi ini,
kita tetap bisa meresap dalam bahwa nikmatNya selama ini
sungguh berlimpah dan tiada henti.
Hari-hari ini,
Dia hanya mengambilnya sedikit saja…
masih banyak yang disisakanNya,
untuk kita.

Telah dimuat sebelumnya di
https://IhsanZainuddin.com
https://t.me/IhsanZainuddin (Telegram)

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

« »